Haramkah Mengemis Itu?
(Berita dari MUI,bla blab la)
Terlepas dari pendapat MUI soal mengemis,tindakan mengemis mendidik mental yang malas. Dengan mengemis, seseorang tidak perlu bekerja keras, cukup mengadahkan tangan, dan modal muka tembok.
Yang dikhawatirkan adalah jika mengemis dijadikan pekerjaan, baik pekerjaan tetap maupun pekerjaan sambilan. Jika sebagian besar pengemis adalah orang dewasa,maka berapa banyak tenaga kerja yang tidak terpakai? Jika saja orang-orang itu mau bekerja dengan tenaganya,paling tidak bias menambah penghasilan daerah, bahkan negara. Namun untungnya,yang biasa mengemis adalah orang-orang lanjut usia.
**Ra Ana Lawuh**
“Pak,apa iki, ra ana lawuhe?!”(Pak,apa ini ,tidak ada lauknya?!)
Sang suami menjawab,”Ya sak anane ta bu….”(Ya seadanya lah bu…)
Percakapan di atas adalah percakapan sepasang suami istri pengemis yang saya jumpai di depan toko susu sekitar 14 tahun lalu,waktu saya masih usia TK. Si istri mengemis di depan toko susu,sambil membawa anaknya yang seumuran dengan saya waktu itu. Dan suaminya adalah tukang becak yang sedang mengantar makanan untuk anak dan istrinya di tempat “kerja” mereka. Namun rupanya si ibu kecewa karena nasinya tanpa lauk. Si Ibu pengemis itu pakaiannya sangat khas,baju daster kumal dan topi bundar putih yang sudah kumal pula. Rupa-rupanya itu adalah pakaian seragam si ibu untuk mengemis.
Setiap saya ke toko susu bersama ibu,saya selalu melihat wanita itu. Namun lama-kelamaan tidak bersama anaknya,karena mungkin sudah besar. Sampai akhirnya si ibu itu tidak pernah terlihat lagi.
Suatu saat, saya melihat sepasang suami istri itu melintas di depan SMA saya. Saya masih ingat betul,”seragam kerja” si ibu, yang belum berganti sejak 14 tahun yang lalu. Masya Allah,jadi selama ini ibu itu mengemis sebagai profesinya.
Saya tidak tahu yang melatarbelakangi tindakan si ibu itu. Mungkin dengan mengemis bisa lebih mudah mendapatkan uang. Saya justruberpikir, sekarang anaknya pasti sudah sebesar saya. Apakah dia kuliah juga seperti saya ya? Mungkin si ibu mengemis untuk biaya sekolah anaknya. Allahu A’lam.
**Juragan Jadi-Jadian**
Lain lagi cerita dari nenek saya. Nenek saya pernah menjumpai dua orang yang biasanya mengemis di daerah saya, sedang berbelanja di pasar. Pakaian mereka sungguh berbeda ketika sedang mengemis. Jika biasanya memakai baju kumal dan sobek-sobek,maak kali ini tidak. Mereka layaknya dua orang berduit yang sedang blanja-blanji ini it. Kalung emas besar menggantung di leher,disertai beberapa gelang emas serta perhiasan-perhiasan lainnya. Dan tentu saja pakaian yang jauh dari kesan “pengemis”. Benar-benar keterlaluan.
Setahu saya,Rasulullah SAW. tidak mengharamkan mengemis, namun beliau pernah bersabda kalau kita mendapatkan rizqi dari usaha dan jerih payah kita sendiri, itu lebih mulia di hadapan Allah.
Permasalahannya adalah,jika semua orang Indonesia tidak punya malu lagi, dan semua juga malas untuk bekerja. Lalu jika semua orang tidak mau bekerja,bagaimana negara ini bisa maju ?! Apakah akan terus mengandalkan negara lain?! Bisa-bisa Indonesia dicap negara pengemis.
Dari beberapa hal di atas,ada benarnya juga kalau MUI mengharamkan mengemis. Bravo MUI !!!
Siti Fadlila Ekayati (35762)
Fisika Teknik
Haramkah Mengemis Itu??? (Dilla's said)
Diposting oleh
5ampere
, Selasa, 06 Oktober 2009 at 01.08, in
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar